Saturday, February 15, 2014

Adakah Pertolongan Pertama untuk Serangan Jantung?

Serangan jantung merupakan keadaan darurat medis yang membutuhkan pertolongan segera. Jangan menunda mencari pertolongan dokter karena dalam situasi ini waktu berpacu dengan kerusakan otot jantung yang bisa berakibat fatal.

Menurut dr.Dicky A.Hanafy, spesialis jantung dan pembuluh darah, jika Anda atau ada orang lain yang terkena serangan jantung, tidak ada pertolongan pertama yang benar-benar bisa menolong.

"Alih-alih menolong, hal tersebut justru memperkecil kesempatan sembuh pasien," katanya dalam seminar bertema Penanangan Jantung Akut yang digelar oleh RS.Bunda Jakarta, Kamis (4/7/13).

Dicky mengatakan, semakin cepat mendapat penanangan di rumah sakit, kesempatan sembuh pasien semakin besar. "Tindakan pertama yang bisa menolong, mungkin secepatnya memberi oksigen," kata Dicky.

Oksigen yang langsung diterima pasien diharapkan bisa disalurkan ke jantung sehingga diharapkan bisa membuat otak tetap bekerja. "Otak yang bekerja mengindikasikan saraf yang masih sadar. Hal ini mengindikasikan pasien masih bisa diselamatkan," urainya.

Tindakan lain yang bisa dilakukan adalah memberi pasien kejut listrik melalui alat Automatic Eksternal Defibrilator (AED). Alat ini terdiri atas dua lempeng logam yang bisa dialiri listrik. Alat ini kemudian ditempelkan ke dada pasien untuk merangsang jantung bekerja.

AED adalah perangkat utama untuk penanganan darurat jantung sebelum pasien di bawa ke rumah sakit. Sarana portabel ini biasanya disediakan di ambulan dan beberapa fasilitas publik seperti di bandara. Di negara maju, di mobil polisi pun tersedia alat ini.

"Pertolongan pertama lainnya yang bisa sedikit menolong adalah CPR (cardiopulmonary resuscitation). Tapi tidak sepenuhnya efektif," kata Dicky.

CPR adalah tindakan pertolongan dengan menghentak pembuluh darah yang menuju jantung. Hentakan ini diharapkan bisa sedikit membuka saluran darah yang tersumbat sehingga aliran darah bisa mengalir meski sedikit. Setelah itu pasien bisa dibawa ke rumah sakit.

Namun tindakan CPR minimal membutuhkan waktu 30 menit. Sementara, orang awam tidak mengetahui separah apa serangan jantung yang diderita. Pengetahuan tentang CPR juga tidak dimiliki sebagian besar masyarakat Indonesia.

"Karena itu sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit. Pembuluh koroner sangat kecil, kalau salah melakukan hentakan dikhawatirkan akan membuat saluran bocor," kata Dicky. Kesalahan hentakan juga dikhawatirkan membuat plak lainnya ikut bocor, sehingga membuat penyakit semakin parah.

Saturday, February 1, 2014

Serangan Jantung Sering Terjadi Pagi Hari, Kenapa?

 Mengenal jam biologis tubuh penting artinya bagi kesehatan, termasuk bagi mereka yang menderita penyakit jantung. Penelitian menunjukkan, waktu antara pukul 4 sampai 10 pagi ternyata menjadi saat paling potensial terjadinya serangan jantung. Hal ini didasarkan pada ritme dan daur hormon pada tubuh manusia. 

"Pada jam segitu produksi adrenalin sedang mencapai puncaknya. Hal ini memicu peningkatan pada beberapa hal yang berbahaya bagi penderita jantung," kata ahli jantung dr. Muhammad Zaini, Sp.JP (K), FIHA pada acara 'Seminar Awam Penyakit Jantung Bisa Diobati', yang diadakan RS. Premier Jatinegara Jakarta pada Minggu (2/6/2013). 

Produksi adrenalin yang meningkat, lanjut Zaini, dapat merangsang tekanan darah dan denyut jantung yang lebih cepat. Hal ini mengakibatkan darah yang mengalir dalam pembuluh darah pun lebih cepat. 

Padahal, pada penderita jantung koroner (PJK), pembuluh darahnya relatif berukuran lebih kecil. Hal ini diakibatkan oleh penumpukan atau "bisul" berisi lemak, kapur, atau kolesterol di saluran pembunuh darah bagian dalam. 

Aliran darah yang lebih cepat mengakibatkan "bisul" berdinding tipis tersebut pecah. Pecahnya dinding bisul berpotensi menimbulkan gumpalan, yang menghambat aliran darah. Akibatnya, asupan darah yang kaya oksigen dan nutrisi tidak bisa mengalir lancar ke dalam jantung. 

"Asupan yang terhambat mengakibatkan kematian sebagian otot jantung. Akibatnya fungsi jantung sebagai pompa tidak bisa dilakukan, dan terjadi kegagalan," kata Zaini. 

Zaini mengatakan tidak ada gejala khas yang menentukan datangnya suatu serangan. Oleh karena itu, dirinya menyarankan penderita jantung untuk mawas diri. 

"Terutama bagi penderita pemula. Sering sakit dada kiri, namun segera hilang bila istirahat bisa menjadi gejala awal. Sediakan selalu aspirin atau cedocard bila sewaktu-waktu terjadi serangan," kata Zaini.

Cedocard dan aspirin merupakan dua obat yang digunakan sebagai pertolongan pertama bagi pasein yang mengalami serangan jantung karena manfaatnya yang dapat melebarkan pembuluh-pembuluh darah jantung.