Sunday, December 15, 2013

Omega-3 Tak Banyak Bantu Cegah Sakit Jantung

Meskipun sudah ada penelitian yang menunjukkan bahwa suplementasi asam lemak omega-3 dapat membantu mereka yang telah mengalami serangan jantung dan gagal jantung, studi baru menemukan suplemen ini hanya berpengaruh kecil untuk mencegah terjadinya masalah kardiovaskular bagi mereka yang berisiko tinggi.
Selama gaya hidup tidak diubah, obat tidak akan banyak membantu.
-- dr Gianni Tognoni.
Para peneliti asal Italia melaporkan bahwa suplemen asam lemak omega-3 tidak dapat mengurangi risiko kematian dari penyakit jantung atau serangan jantung atau stroke pada orang yang memiliki risiko tinggi.

Ketua studi, dr Gianni Tognoni dari Istituto di Ricerche Farmacologiche di Milan mengatakan, berlawanan dengan ekspektasi, konsumsi suplemen asam lemak omega-3 tidak memberikan keuntungan spesifik terhadap populasi yang memang memiliki risiko tinggi penyakit kardiovaskular.

Ia mengatakan, asam lemak omega-3 tidak dapat membantu mencegah irama jantung yang tidak normal yang diikuti dengan serangan jantung dan gagal jantung. Oleh karena itu, suplemen ini tidak bermanfaat untuk sesuatu yang bersifat pencegahan.

"Selama gaya hidup tidak diubah, obat tidak akan membantu banyak," ujar Tognoni.

Dalam mengurangi risiko, lanjutnya, masyarakat perlu menghindari merokok, memilih makanan yang sehat, dan olahraga teratur.

Anggota studi dr Maria Carla Roncaglioni, Kepala Laboratorium Praktik Penelitan Umum di Istituto di Ricerche Farmacologiche Mario Negri berpesan, mereka yang berisiko tinggi sebaiknya tidak mengandalkan penggunaan suplemen asam lemak omega-3 dalam waktu lama, tetapi mulailah mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, khususnya kebiasaan makan.

Studi yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine ini melibatkan 12.000 orang dengan risiko tinggi penyakit jantung. Mereka secara acak ada yang diminta meminum suplemen atau plasebo.

Setelah dipantau selama lima tahun, lebih dari 1.400 orang meninggal karena penyakit jantung atau mengalami serangan jantung atau stroke. Di antara mereka yang mengonsumsi suplemen, 11,7 persen di antaranya mengalami masalah-masalah tersebut. Adapun 11,9 persen kasus terjadi pada kelompok plasebo.

Sunday, December 1, 2013

Doyan Makan Telur Beresiko Sakit Jantung?

Sehat tidaknya mengonsumsi telur masih menjadi kontroversi. Pendapat terbaru menyebutkan, konsumsi telur secara berlebihan akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Meski selama ini telur dianggap "jahat" karena kandungan kolesterolnya, tapi menurut penelitian yang dimuat dalam New England Journal of Medicine, ternyata bukan kolesterol dalam telur yang meningkatkan risiko penyakit jantung.

Zat metabolit yang ditemukan dalam kuning telur yang disebut licithin disebut sebagai biang keladinya. Saat lecithin dicerna, ia akan dipecah menjadi komponen yang berbeda, termasuk senyawa kimia kolin. 

Ketika bakteri di usus memetabolisme kolin, akan dilepaskan kandungan yang oleh liver diubah menjadi komponen yang disebut trimethylamine N-oxide (TMAO). 

"TMAO akan mempercepat plak dan pengumpulan kolesterol di pembuluh darah sehingga risiko penyakit jantung dan stroke meningkat," kata Stanley Hazen, kepala departemen kedokteran sel dan molekuler di Cleveland, AS.

Hasil penelitian tersebut dipublikasikan dua minggu setelah kelompok peneliti melaporkan tentang carnitin (ditemukan di daging merah dan minuman energi) dan risiko serangan jantung. 

"Kedua penelitian ini menunjukkan cara baru yang potensial untuk mengenali risiko pasien terkena penyakit jantung," kata Hazen.

Lantas, perlukah kita membuang kuning telur? Belum perlu. Menurut Hazen, masih diperlukan studi lebih mendalam untuk mengonfirmasi penemuan awal ini. 

"Konsumsi dalam jumlah sedang adalah kunci. Selain itu kurangi makanan yang mengandung lemak tinggi dan kolesterol karena mengandung zat kimia yang akan diubah menjadi TMAO," katanya.

Friday, November 15, 2013

Vitamin E Menyehatkan Jantung

Jika Anda adalah perokok yang sudah berhenti, sebaiknya iringi dengan mengonsumsi suplemen vitamin E. Vitamin ini diketahui mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Dalam penelitian awal yang dipresentasikan dalam pertemuan Experimental Biology disebutkan, perokok yang sudah berhenti dan mengonsumsi vitamin E risikonya terkena penyakit kardiovaskular 19 persen lebih rendah dibanding mereka yang masih terus merokok.

Para perokok dalam penelitian ini diminta untuk tidak merokok selama 7 hari. Kemudian penanda untuk gejala inflamasi dan fungsi pembuluh darah diukur sebelum dan setelah penelitian. 

Setelah berhenti merokok selama 7 hari, diketahui fungsi pembuluh darah meningkat sekitar 2,8 persen. Mereka yang mengonsumsi suplemen vitamin E menunjukkan peningkatan sampai 1,5 persen lagi. 

Meski nilai peningkatan tersebut tampak kecil, para peneliti menjelaskan bahwa studi sebelumnya mengindikasikan bahwa satu persen peningkatan fungsi vaskular bisa diterjemahkan sebagai penurunan risiko penyakit jantung sampai 13 persen. 

Jenis vitamin E yang diteliti dalam studi tersebut adalah gamma-tocopherol, jenis yang cukup jarang. Gamma-tocopherol ditemukan di kacang kedelai dan minyak kanola, demikian juga pada kacang-kacangan jenis pistachio dan kacang mete.

Meski begitu penelitian ini masih dalam tahap sangat awal. Sehingga ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen. 

"Vitamin E sudah dikenal sebagai pengencer darah dan antioksidan. Penelitian ini sifatnya kecil sehingga jika Anda ingin mengonsumsi gamma-tocopherol sebaiknya pilih dari sumber alami daripada suplemen," kata Steven Zodky, ahli nutrisi dari American Clinical Board of Nutritionist. 

Ia menambahkan, selain konsumsi vitamin E, berhenti merokok itu sendiri adalah cara yang sangat baik untuk menurunkan risiko penyakit jantung. 

"Saat merokok, pembuluh darah akan mengerut. Memang ada asam amino yang disebut I-arginine yang bisa mengurangi kerut. Tetapi tetap tidak sebaik jika Anda berhenti merokok," katanya. 

Friday, November 1, 2013

Bagaimana Daging Merah Merusak Jantung

Jika ingin terhindar dari penyakit jantung dan stroke, para ahli menyarankan untuk menghindari konsumsi daging merah. Tetapi baru terungkap bagaimana mekanisme daging merah merusak kesehatan. 

Studi yang dimuat dalam jurnal Nature Medicinemenunjukkan bahwa senyawa karnitin di daging merah akan dihancurkan oleh bakteri di pencernaan. Penghancuran senyawa ini akan menghasilkan kadar kolesterol tubuh yang lebih tinggi sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.

Selama ini telah banyak penelitian yang menyatakan bahwa makan daging merah secara rutin dapat merusak kesehatan jantung karena tingginya kandungan lemak jenuh. Bahaya dari lemak jenuh dan daging yang diproses sudah lama diketahui memiliki dampak buruk, namun bukan itu saja yang menyebabkan daging merah berbahay.

"Kandungan kolesterol dan lemak jenuh dalam daging merah bukan bahaya satu-satunya, masih ada hal lain yang berkontribusi untuk meningkatkan risiko kardiovaskular," ujar ketua studi dr. Stanley Hazen, dari Claveland Clinic.

Percobaan yang dilakukan pada tikus dan manusia menunjukkan bahwa bakteri pada sistem pencernaan dapat memecah karnitin. Karnitin dipecah menjadi gas dikonversi di hati menjadi senyawa kimia yang disebut TMAO. Dalam studi ini, TMAO dikaitkan kuat dengan penumpukan lemak di pembuluh darah. Sehingga dapat memicu penyakit jantung dan kematian.

Hazen mengatakan TMAO seringkali tidak dihiraukan karena mungkin merupakan produk sisa dari metabolisme. "Namun secara signifikan dapat mempengaruhi metabolisme kolesterol dan akumulasinya," ujarnya.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa mengurangi frekuensi makan daging merah sangat dianjurkan. Selain itu studi ini juga menekankan penggunaan yogurt berprobiotik untuk mengubah keseimbangan bakteri dalam sistem pencernaan.

"Mengurangi jumlah bakteri yang memecah karnitin secara teori dapat pula mengurangi  bahaya dari daging merah," tutur Hazen.

Orang yang tidak makan daging merah atau vegetarian memiliki jumlah bakteri pemecah karnitin yang lebih sedikit daripada pemakan daging.

Kendati daging merah merupakan sumber protein dan beberapa zat gizi yang baik, namun sebaiknya tidak dimakan terlalu berlebihan. Pemerintah Inggris merekomendasikan konsumsi daging merah tidak lebih dari 70 gram per harinya.

Tuesday, October 15, 2013

Pola Hidup Sehat untuk Jaga Jantung

Pola hidup sehat penting bagi penyintas kanker untuk menjaga jantung tetap sehat. Kemoterapi selama masa pengobatan membuat para penyintas kanker masuk dalam kelompok lemah jantung.

Hal itu dikemukakan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Budhi Setianto, dalam talkshow ulang tahun ke-10 Cancer Information and Support Center (CISC), Sabtu (20/4), di Jakarta. CISC adalah lembaga nirlaba bagi komunitas kanker di Indonesia. Hadir para penyintas kanker dari sejumlah kota, antara lain Jakarta, Batam, Manado, Bogor, dan Balikpapan. Hadir pula pasien yang tengah menjalani pengobatan kanker.

Menurut Budhi, kondisi lemah jantung pada penyintas kanker ada yang diketahui, ada yang tidak. Karena itu, penyintas kanker perlu menjalani pola hidup sehat untuk menjaga jantung.

Pola hidup sehat yang dimaksud Budhi, antara lain, tidak merokok, olahraga 30 menit setiap hari, mengonsumsi sayur dan buah, serta menjaga kadar kolesterol dan tekanan darah normal.

Dokter spesialis onkologi radiasi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Soehartati, mengatakan, pola hidup sehat juga penting bagi setiap individu. ”Pola hidup sehat menurunkan potensi kejadian kanker hingga 30 persen,” kata Soehartati.

Dokter spesialis paru dari Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Persahabatan, Agus Dwi Susanto, mengatakan, individu yang merokok berarti memasukkan racun berbahaya ke tubuh. Dalam sebatang rokok, kata Agus, terkandung 4.000 bahan kimia berbahaya, antara lain karbon monoksida seperti pada asap knalpot, arsenik seperti pada racun tikus, amonia, timbal, dan alkohol.

Di Indonesia, penyakit akibat rokok yang jadi penyebab kematian tinggi adalah tumor paru, tumor mulut dan tenggorokan, penyakit paru obstruktif kronik, stroke, serta penyakit jantung koroner. Rokok juga berdampak negatif bagi orang di sekitar perokok yang turut menghirup asap rokok (perokok pasif).

Kanker serviks

Dalam talkshow Kartini bertema ”Peduli Kanker Serviks” di RSCM Kencana pada hari yang sama, dokter spesialis obstetri ginekologi, Junita Indarti, mengingatkan perlunya vaksin human papillomavirus (HPV) pada anak perempuan sejak usia 10 tahun untuk mencegah kanker serviks.

”Infeksi HPV perlu 3-5 tahun untuk menyebabkan perubahan sel dan butuh 5-10 tahun lesi prakanker pada sel berkembang jadi kanker serviks,” katanya. Imunisasi bisa mencegah perkembangan virus penyebab kanker serviks.

Monday, September 30, 2013

5 Gejala serangan jantung yang terjadi saat tidur

Selama Anda tidur, tekanan darah dan detak jantung umumnya akan menjadi teratur dan lebih santai. Namun, mengalami serangan jantung saat tidur bisa terjadi siapapun. Dalam kebanyakan kasus, orang yang tertidur lelap bisa terkena serangan jantung dadakan yang mengakibatkan kematian. Jika Anda merasakan gejala ini, segera pergi ke klinik atau rumah sakit terdekat. Mari kita simak ulasan dari Livestrong!

Detak jantung menjadi cepat dan tidak teratur

Bangun dengan detak jantung yang cepat atau tidak teratur bisa menjadi tanda serangan jantung atau penyakit jantung koroner, yang merupakan kondisi medis yang serius yang mengarah ke gagal jantung. Jika Anda mengalami detak jantung tidak teratur selama lebih dari lima menit, segera cari bantuan darurat. 

Gangguan tidur

Gelisah dan ketidakmampuan untuk benar-benar tertidur lelap bisa menjadi gejala serangan jantung. Gejala ini juga dilengkapi dengan kelelahan di siang hari, yang dapat menjadi tanda serangan jantung. 

Berkeringat dingin saat malam

Bangun di tengah malam dengan bercucuran keringat dingin dapat menunjukkan gejala serangan jantung. Juga, perhatikan jika Anda bangun tiba-tiba dan lalu segera berkeringat. Banyak serangan jantung terjadi saat bangun karena pelepasan biokimia ke dalam aliran darah. Beberapa keringat saat tidur tidak selalu menunjuk masalah jantung, namun hati-hati, jika Anda sering mengalami keringat dingin saat malam.

Nyeri dada

Nyeri dada adalah gejala yang paling mudah dikenali dari infark miokard, tetapi bukan yang paling umum. Sesak napas, nyeri di dada, dan rasa sakit yang luar biasa tajam bisa terjadi dalam tidur atau segera setelah bangun. Nyeri dada ringan mungkin yang paling berbahaya dari semua ini, karena orang-orang sering mengabaikan gejala tersebut. Dokter menyebutnya serangan jantung dengan gejala ringan.

Nyeri tubuh

Beberapa pasien serangan jantung bangun dengan rasa sakit atau ketidaknyamanan pada lengan, leher, perut, dan punggung. Gejala ini datang dan pergi.

Inilah gejala serangan jantung saat tidur yang harus Anda kenali, terutama jika Anda atau kerabat Anda telah didiagnosis dengan penyakit jantung. Ingat, penyakit jantung bisa merenggut nyawa Anda kapan saja.

Monday, September 23, 2013

Trigliserida dan kolesterol, apa bedanya?

Kesehatan jantung bergantung pada kadar kolesterol. Sementara selain menjaga kolesterol, Anda juga perlu mengontrol kadar trigliserida. Lantas apa perbedaan antara trigliserida dan kolesterol? Simak selengkapnya seperti yang dilansir dari Health Me Up berikut ini.
Pengertian Trigliserida adalah senyawa yang ada di dalam makanan dan plasma darah. Trigliserida merupakan sumber energi dan ketika trigliserida masuk dalam tubuh melalui makanan, bentuknya bisa berubah menjadi sel-sel lemak jika tidak ditransfer menjadi energi. Jadi pada dasarnya, tubuh butuh trigliserida untuk menghasilkan energi.
Perbedaan Seperti yang sudah disebutkan, trigliserida merupakan sumber bagi protein. Sementara kolesterol dibutuhkan untuk membentuk sel. Keduanya sama-sama penting bagi tubuh, asalkan jumlahnya tidak berlebihan. Kadar kolesterol normal seseorang pun sebaiknya tidak lebih dari 150 mg/dL, terutama bagi penderita penyakit jantung.
Kelebihan Jika jumlah trigliserida berlebihan, sel-sel lemak bisa menyumbat pembuluh darah sehingga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular (termasuk jantung dan stroke). Kelebihan trigliserida juga memengaruhi kinerja pankreas.
Mengontrol Lantas bagaimana cara agar menjaga kadar trigliserida tetap seimbang? Mulai sekarang, kurangi makanan berlemak, hentikan konsumsi alkohol, turunkan berat badan, rajin olahraga, dan menghindari produk bergula tinggi atau yang sudah dimurnikan.
Demikian penjelasan mengenai trigliserida. Selain kolesterol, senyawa yang satu ini juga perlu diawasi untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Monday, September 16, 2013

Melewatkan sarapan tingkatkan risiko serangan jantung

Berbagai riset sudah membuktikan bahwa melewatkan sarapan bisa meningkatkan risiko diabetes. Kini penelitian terbaru kembali menyebutkan kalau kebiasaan melewatkan benar-benar membahayakan kesehatan, salah satunya adalah memicu serangan jantung.
Pada penelitian yang melibatkan 27.000 pria dewasa, melewatkan sarapan bisa meningkatkan risiko serangan jantung hingga 27 persen.
Namun bagaimana bisa melewatkan sarapan mampu memicu serangan jantung?
"Kami sebenarnya juga tidak yakin. Tetapi kami menduga, orang yang melewatkan sarapan merasa begitu lapar sehingga mereka makan berlebihan di siang hari," papar Eric Rimm dari Harvard School of Public Health.
Konsumsi berlebihan itu pun akhirnya membuat pencernaan harus bekerja lebih keras dalam mengolahnya. Kadar gula darah ikut meningkat dan memicu penggumpalan pada arteri.
Persoalan lain kemudian muncul, misalnya apakah menikmati makan pagi yang tidak sehat jauh lebih baik daripada melewatkan sarapan?
Sebagaimana dilansir dari Daily Mail, peneliti masih memperdebatkan hal itu. Namun menurut para ahli nutrisi, biasanya orang yang rajin sarapan cenderung menikmati makanan yang menyehatkan.
"Intinya cuma satu, sarapan itu penting dan jangan melewatkannya," tegas Rimm.
Hasil penelitian kemudian dilaporkan dalam jurnal Circulation.

Monday, September 9, 2013

Kenali 11 jenis penyakit jantung yang berbahaya!

Kebanyakan orang menggolongkan semua jenis penyakit kardiovaskular ke dalam satu kategori, yakni serangan jantung. Namun, seringkali kita tidak menyadari bahwa serangan jantung adalah hasil akhir dari berbagai jenis penyakit jantung. Mengalami serangan jantung merupakan implikasi dari penyakit jantung. Istilah kardiovaskular sendiri merujuk pada jantung dan pembuluh darah yang memasok darah ke jantung. Setiap masalah baik pada jantung atau pembuluh darah yang memasok darah ke jantung dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular. Berikut adalah beberapa jenis penyakit jantung yang perlu Anda waspadai, seperti dilansir Boldsky.

1. Penyakit Arteri Koroner 

Ini adalah jenis paling umum dari penyakit jantung, di mana dinding arteri menebal akibat akumulasi lemak. Kondisi ini menghambat jumlah darah yang masuk ke jantung dan meningkatkan tekanan darah.

2. Trachycardia 

Trachycardia pada dasarnya adalah istilah medis untuk peningkatan denyut jantung. Palpitasi dan detak jantung yang tinggi dapat disebabkan karena beberapa alasan seperti merokok, alkohol dan stres.

3. Penyakit Otot Jantung 

Kadang-kadang, otot-otot jantung juga dapat melemah. Dalam hal ini, fungsi otot-otot jantung akan melambat sehingga tidak mampu memompa darah yang cukup untuk tubuh.

4. Penyakit Katup Jantung 

Jantung memiliki 4 katup. Jika satu atau lebih dari satu katup jantung tidak bekerja dengan baik, Anda dapat mengalami stroke atau angina.

5. Bradikardi 

Bradikardia adalah istilah medis untuk denyut jantung yang lambat. Hal ini terjadi ketika otot-otot jantung lelah. Alat pacu jantung yang dipasang di jantung dapat kembali memacu denyut jantung yang melemah.

6. Gagal Jantung 

Gagal jantung sering terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah dan berhenti bekerja. Hal ini bisa terjadi ketika seseorang kehilangan banyak darah, terkejut atau bahkan karena gangguan paru-paru.

7. Penyakit Jantung Bawaan 

Beberapa bayi dilahirkan dengan jantung yang lemah atau lubang di jantung mereka. Kondisi tersebut dapat diperbaiki dengan operasi, tetapi tidak selalu berhasil.

8. Gangguan Serebrovaskular 

Terjadinya hambatan dalam sirkulasi darah dari jantung ke otak, kondisi itu disebut penyakit serebrovaskular. Jenis penyakit jantung ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan stroke pada otak.

9. Angina 

Angina adalah istilah medis yang menggambarkan rasa sakit dan sesak di sekitar dada. Ini dikarenakan dada Anda tidak mendapatkan cukup oksigen. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh penyumbatan kecil di arteri jantung atau koroner.

10. Penyakit Jantung Rematik 

Sebuah jenis tertentu dari infeksi bakteri di masa kecil dapat menyebabkan mempengaruhi sendi dan katup jantung. Masalah jantung mulai muncul di usia dewasa. Satu-satunya obat sering penggantian katup jantung dengan bantuan operasi.

11. Aterosklerosis 

Aterosklerosis adalah pengerasan arteri. Arteri seringkali mengeras karena adanya endapan wabah, racun dan lemak. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan stroke jantung.

Inilah sebelas jenis penyakit jantung yang harus Anda waspadai. Penyakit jantung punya banyak jenis dan alasan yang memicunya. Semoga ulasan ini memberi Anda gambaran tentang bahaya penyakit jantung!

Wednesday, August 21, 2013

Mr P jumbo bikin pria rentan sakit jantung

Studi terbaru menemukan bahwa pria dengan Mr P besar lebih berisiko terkena penyakit jantung. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa pria dengan Mr P besar lebih berisiko mengalami masalah terhadap alkohol, dan memiliki tekanan darah tinggi.

"Meskipun secara umum diasumsikan bahwa ukuran testis dapat memprediksi kebugaran reproduksi pria, hasil penelitian kami menunjukkan bahwa ada risiko penyakit kardiovaskular yang bisa diderita oleh pria," kata Giulia Rasterelli, pimpinan penelitian, kepada The Telegraph (31/7).

Para peneliti di University of Florence percaya bahwa temuan mereka menunjukkan bahwa memiliki testis yang besar bisa menjadi tanda kesehatan yang buruk, dan hal itu juga dapat digunakan sebagai cara untuk memprediksi risiko penyakit jantung.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memperjelas determinan dan mekanisme pembesaran testis yang bisa memediasi peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler yang dapat merugikan pasien. 

Dan, dalam penelitian ini, para ilmuwan mempelajari 2.809 pria yang mengunjungi klinik kesehatan seksual. Mereka mencatat ukuran buah pelir mereka dan kemudian menguji kadar hormon sebelum melakukan pencatatan kesehatan selama tujuh tahun berikutnya. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang memiliki ukuran testis besar yang lebih besar cenderung memiliki lebih banyak hormon luteinising, yang diketahui mempengaruhi ukuran testis. Para ilmuwan percaya bahwa hormon ini dapat merusak jantung.

Tuesday, July 30, 2013

Hati-hati, Uring-Uringan Juga Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Jakarta, Kebiasaan marah-marah atau uring-uringan sering dikaitkan dengan penyakit hipertensi atau darah tinggi. Tapi jangan salah, bukan hanya hipertensi yang identik dengan uring-uringan karena penyakit jantung pun bisa disebabkan kebiasaan seseorang yang sering uring-uringan.

"Saat manusia dalam keadaan marah atau stress, ia akan merespons, salah satunya dalam bentuk pemilihan makanan. Dalam keadaan stres, otak cenderung butuh gula lebih banyak," jelas dr Phaidon L Toruan, seorang praktisi hidup sehat saat dihubungi detikHealth dan ditulis Rabu (24/7/2013).

Oleh karena itu dipilihlah makanan yang manis dan bergula seperti donat, martabak, cokelat bergula, minuman manis, atau format gula yang asin seperti gorengan. Gula yang terkandung dalam makanan tersebut bersifat melukai dinding pembuluh darah.

Apalagi dikombinasi dengan goreng-gorengan, maka akan dengan mudah dibentuk sumbatan di sepanjang dinding pembuluh darah. Bila terjadi sumbatan itu, maka ada beberapa penyakit yang bisa ditimbulkan seperti serangan jantung, hipertensi, dan stroke.

Keterkaitan marah-marah dengan penyakit jantung juga dibenarkan dokter spesialis penyakit dalam, Dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH.,MMB. Ia mengatakan sering marah juga menyebabkan orang yang mengidap penyakit jantung terkena serangan jantung. Sebab dalam kondisi marah, kerja jantung untuk memompa darah menjadi lebih cepat.

Maka dari itu, dr Ari menyarankan saat berbicara dengan orang yang memiliki penyakit jantung ucapannya harus pelan-pelan dan diatur sedemikian rupa agar tak memancing amarah orang yang bersangkutan. Tapi tak hanya penyakit jantung, uring-uringan juga berkaitan erat dengan hipetensi atau tekanan darah tinggi.

"Hipertensi sebenarnya bukan penyebab orang marah-marah, justru sebaliknya ketika orang marah-marah hal itu menyebabkan darah tinggi atau hipertensi. Kalau orang sedikit-sedikit marah akhirnya jadi emosi sehingga jadi darah tinggi dan stres adalah salah satu faktornya," jelas dokter yang berpraktik di RSCM/FKUI ini.

Supaya emosi lebih mudah terkontrol, dr Ari menekankan perlu adanya bantuan dari lingkungan sekitar seperti anggota keluarga agar kondisi orang yang bersangkutan bisa dijaga. Sedikit berbeda, dr Phaidon membagi kiat untuk mengontrol emosi melalui rumus bahwa kejadian ditambah dengan respon maka akan menjadi hasil.

"Bila kejadiannya jelek dan respon kita jelek, misalnya dengan uring-uringan dan berbagai perilaku destruktif lain, maka hasilnya bisa dipastikan jelek. Tapi, kalau kejadiannya jelek respons kita bagus, meskipun bisa saja lambat, tapi peluang untuk mendapat hasil yang baik jelas lebih besar," tutur dr Phaidon.

Ia menambahkan, respons positif untuk menghadapi sesuatu yang buruk misalnya saja berdoa, bertemu sahabat-sahabat yang positif, dan mencari solusi pada seorang ahli terkait masalah keuangan, psikologi, atau pekerjaan kantor misalnya. Mencari solusi dari seseorang yang ahli di bidangnya bisa dengan bertemu langsung atau hanya sekadar melalui idenya dalam buku, tulisan, ataupun film.

Wednesday, July 24, 2013

Buah dan Sayuran Efektif Melawan Penyakit Jantung

Ada cara mudah untuk mengjaga jantung. Para peneliti dari Mcmaster University di Kanada menemukan bahwa mengonsumsi sayuran dan buah-buahan setiap hari, akan menjaga jantung Anda tetap sehat. Langkah ini sederhana tetapi merupakan diet efektif yang mempunyai dampak besar untuk kesehatan jangka panjang.

Para peneliti menemukan bahwa buah-buahan dan sayuran mempunyai efek yang bisa melemahkan secara signifikan gen kunci penyakit jantung.
 
Meskipun faktor genetik berperan penting dalam timbulnya penyakit jantung, namun para peneliti menemukan bahwa mengkonsumsi makanan sehat seperti sayuran dan buah-buahan efektif melindungi mereka dari serangan penyakit tersebut.
 
Penelitian ini melibatkan para ilmuwan yang meneliti catatan DNA dari 27 ribu orang di Eropa, Asia Selatan, Cina, Arab dan Amerika Latin. Para peneliti itu juga menanyai para pemilik data tersebut mengenai kebiasaan makan mereka sehari-hari. Sayuran dan buah-buahan diketahui memodifikasi kode genetik kromoson 9p21 secara berbeda-beda. Kromosom ini adalah yang meningkatkan risiko serangan jantung.
 
“Kami mengobservasi bahwa risiko penyakit jantung bisa dikurangi dengan mengonsumsi sayuran dan buah-buahan,” kata salah seorang dari tim peneliti, Profesor Sonia Anad. Hasil penelitian ini mendukung rekomendasi agar orang mengonsumsi sayuran dan buah-buahan lima kali lebih banyak.

Monday, July 22, 2013

Tindakan Pertama Penderita Serangan Jantung

Serangan jantung tak bisa ditebak kapan dan di mana terjadinya. Serangan mematikan ini bisa menyerang siapa saja yang memang mempunyai faktor risiko seperti tekanan darah tinggi dan kandungan kolesterol berlebih.
Ahli penyakit jantung dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr Lukman Hakim Makmun SpPD KKV KGer SpJP, membeberkan beberapa langkah penyelamatan dini untuk serangan jantung. "Kalau pakai celana sempit, dilonggarkan," ujar dia dalam diskusi hasil studi CRUCIAL pada pasien kardiovaskuler di Asia Pasifik, Rabu, 12 Oktober 2011. Kemudian pasien juga harus ditenangkan.

Dengan pasien merasa tenang, maka kinerja hormon adrenalin tidak terlalu tinggi sehingga kebutuhan oksigen pun tidak banyak. Lukman meminta agar penderita dibaringkan dan ditenangkan. "Dan tentunya segera dibawa ke rumah sakit," papar dia. Alternatif lain yang bisa dilakukan, Lukman melanjutkan, adalah membuat penderita batuk. "Kalau batuk, aliran darah ke otak jadi lebih cepat," jelas dia. Tapi batuk bukan jaminan penderita bisa selamat dari serangan jantung. "Ini hanya usaha," ia mengingatkan.

Sebenarnya, kata Lukman, ada cara medis untuk penyelamatan, yaitu resusitasi jantung dan paru. Tapi memang perlu pelatihan untuk yang akan melakukannya. Kalau di luar negeri, tak hanya paramedis yang bisa resusitasi jantung dan paru. Khusus Indonesia, memang belum terlalu banyak yang bisa. Padahal, Lukman menambahkan, harusnya orang umum bisa. Mekanismenya sederhana. Pertama, tekan dada berulang-ulang, lalu tiup mulut dan hidung penderita. Cara ini diharapkan mampu membuat penderita jantung kembali bernapas normal.

Saturday, July 20, 2013

Kenali Gejala Serangan Jantung

KOMPAS.com  Keluhan serangan jantung tidak selalu seperti yang kita saksikan di layar sinetron saat aktor berakting memegang dada kiri, sementara mata mendelik, badan membungkuk, lalu tersungkur ke lantai.
Terdapat berbagai ragam keluhan serangan jantung dan gejalanya tidak sama pada tiap orang, terutama pada perempuan.
Serangan jantung yang dalam bahasa medis disebut acute miocard infark terjadi karena adanya sumbatan gumpalan darah di pembuluh koroner. Ada banyak hal yang bisa memicu serangan jantung, termasuk faktor usia, hipertensi, kolesterol tinggi, obesitas, konsumsi alkohol, stres, merokok, dan pola makan yang tidak sehat.
Untuk mengenali potensi serangan jantung sedini mungkin, kenali tanda-tanda penting gangguan jantung berikut ini:
Kelelahan dan sesak napas Rasa lelah yang berlebihan dan napas pendek-pendek adalah dua tanda yang coba dikirimkan tubuh agar Anda segera beristirahat. Namun, gejala ini juga bisa menjadi tanda adanya masalah pada jantung sebagai respons tekanan ekstra pada jantung.
Bila Anda sering mengeluh kelelahan tanpa penyebab yang jelas, itu bisa jadi tanda ada sesuatu yang salah pada tubuh. Napas pendek-pendek dan kelelahan ini paling sering dialami perempuan dan terjadi sebulan sebelum serangan jantung.
Keringat dingin Berkeringat lebih dari biasanya, terutama jika Anda tidak sedang melakukan aktivitas, bisa menjadi gejala awal masalah pada jantung. Hal ini terjadi karena tubuh bekerja keras memompa darah melewati sumbatan di koroner sehingga tubuh mengeluarkan keringat lebih banyak untuk menjaga temperatur tubuh.
Mual, muntah, dan nyeri perut Keluhan serangan jantung biasanya disertai rasa mual, muntah, dan keringat dingin sehingga disalahartikan sebagai masuk angin. Akibatnya, penderita tidak dibawa ke rumah sakit. Pertolongan yang semestinya segera diberikan menjadi terlambat.
Nyeri dan rasa tertekan di dada Meski tidak semua serangan jantung memiliki gejala nyeri dada, tanda ini paling sering dikenali sebagai serangan jantung. Nyeri dada yang dialami digambarkan seperti sensasi tertekan benda berat atau gajah menginjak dada.
Nyeri di seluruh tubuh Rasa nyeri dan kaku di seluruh tubuh juga sering dialami orang yang pernah mengalami serangan jantung. Kebanyakan mengalami rasa nyeri dan kebas di tangan kiri. Namun, nyeri ini juga bisa muncul di berbagai bagian tubuh, seperti atas perut, pundak, punggung, bahkan rahang.
Pertolongan pertama Ketika terjadi serangan jantung, segeralah membawa pasien ke rumah sakit. Bila memungkinkan, berilah pasien aspirin untuk dikunyah. Tujuannya adalah melancarkan bekuan darah.

Waspadai Kematian Mendadak Usai Olahraga

Kompas.com - Melakukan gerak badan secara teratur banyak disarankan untuk mengurangi penyakit kardiovaskular. Namun, tidak sedikit orang yang justru terkena serangan jantung setelah berolahraga. Sebelumnya, seniman Betawi Benyamin S dan pelawak Basuki meninggal saat bermain bola. Terakhir, aktor sekaligus politisi Partai Demokrat Adjie Massaid menghembuskan nafas terakhir usai bermain futsal.
Serangan jantung yang timbul usai berolahraga itu, menurut dr.Grace Tumbelaka, Sp.OK, biasanya terjadi pada orang yang punya risiko penyakit jantung atau pada mereka yang jantungnya tidak terlatih namun nekat berolahraga.
"Coba perhatikan orang-orang yang mengalami kematian mendadak itu, biasanya mereka sudah tidak muda lagi dan karena kesibukannya tidak bisa menyempatkan olahraga secara rutin," papar dr.Grace, ahli kedokteran olahraga ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/2/2011).
Ia menambahkan, setiap olahraga permainan, seperti basket, sepak bola, tenis, atau futsal, memiliki sifat yang hampir sama. "Yang menyebabkan serangan jantung adalah karena jantungnya tidak terlatih. Kalau seseorang sudah biasa olahraga sejak muda, tidak terputus dan rutin dilakukukan tiga kali seminggu, maka mengalami efek akibat olahraga lebih kecil," katanya.
Karena itu, ia menyarankan agar setiap orang yang sudah berusia 40 tahun melakukan pemeriksaan kesehatan untuk menentukan jenis latihan yang tepat. "Di usia ini rata-rata orang punya risiko penyakit jantung," imbuhnya.
Grace menambahkan, setiap tahapan usia memiliki tingkat latihan dan porsi tersendiri, terutama intensitasnya.
"Saat berolahraga, kebutuhan jantung akan oksigen meningkat dan jantung akan memompa lebih keras lagi. Jika sebelumnya sudah ada sumbatan di pembuluh darah, ini bisa membuat kebutuhan oksigen jantung tidak tercukupi," kata dokter yang pernah  menangangi tim Pelatnas PBSI ini.
Untuk mereka yang telah berusia paruh baya, pemeriksaan prepartisipasi wajib dilakukan. "Pemeriksaan ini sekarang baru dilakukan para atlet, padahal ini bisa dilakukan semua orang untuk menentukan jenis olahraga yang tepat," paparnya.
Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, olahraga seharusnya dilakukan dengan tepat dan diawasi sehingga tidak berlebihan.

Penebalan Otot Jantung Sebabkan Kematian Mendadak

Kompas.com - Salah satu penyakit jantung yang perlu diwaspadai adalah penebalan otot jantung. Penyakit yang disebabkan oleh faktor genetik ini bisa menyebabkan kematian mendadak. 

"Biasanya korban beraktifitas fisik terlalu berat, misalnya olahragawan. Akibatnya otot menebal dan butuh aliran darah lebih banyak daripada biasanya," kata dr. Antono Sutandar SpJP, dari Siloam Heart Institut di Siloam Hospital Kebon Jeruk pada Jumat (19/7). 

Antono menjelaskan, otot jantung yang menebal perlu lebih banyak aliran darah sehingga ini menimbulkan ketidakseimbangan. Permintaan otot tidak sama dengan jumlah darah yang bisa disuplai sehingga otot tidak bisa bekerja maksimal. Akibatnya terjadilah serangan jantung yang diikuti kematian sel. 

Penyakit ini, menurut Antono, tidak kambuh bila penderita tidak beraktifitas fisik terlalu berat. "Kalau penderitanya santai saja, tidak ada masalah," katanya. 

Penyakit ini juga tidak memiliki gejala spesifik. Karena itu, Antono menyarankan skrining untuk deteksi dini. 

Skrining pertama adalah mengetahui riwayat penyakit dalan satu keluarga. Selanjutnya bila diketahui pernah menderita penebalan otot jantung, maka pasien menjalani tes EKG dan Cardiac MRI. Kedua tes ini untuk mengetahui bagaimana kondisi jantung, dan memperkirakan risiko kematian mendadak. 

Kemudian pasien akan menjalani monitoring irama jantung. Irama yang tidak teratur menandakan kerja jantung yang kurang maksimal. Pasien juga menjalani tes olahraga untuk melihat tekanan darahnya. 

Pada orang dengan otot jantung tidak menebal, olahraga menyebabkan tekanan darahnya naik perlahan. Sebaliknya pada orang dengan penebalan otot, tekanan darahnya cepat sekali naik lalu langsung turun. Tekanan darah yang berfluktuasi tajam ini berbahaya bagi kesehatan jantung. 
Penebalan otot jantung wajib diwaspai. "Perhatian di Indonesia masih kurang. Padahal angka kejadiannya berkisar 1/500 sampai 1/1000," kata Antono. 

Karena itu Antono menyarankan deteksi dini, terutama bila ada keluarga yang pernah mengalami penebalan otot jantung.