Wednesday, November 30, 2011

Kolesterol Dipicu Makanan Lemak Jenuh


Kegemaran makan enak ternyata bisa membuat hidup seseorang jadi tidak enak. Kebiasaan mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat (low density lipoprotein/LDL) dalam darah.
"Kolesterol yang kita asup dari makanan akan menambah jumlah kolesterol dalam tubuh yang memang diproduksi oleh hati. Karena itu batasi makanan sumber kolesterol hanya 200-300 mg per hari," papar dr.Endang Darmoutomo, dokter gizi klinik dari RS.Siloam Lippo Village Tangerang.
Makanan yang mengandung lemak jenuh antara lain daging, mentega, atau makanan yang digoreng. Sementara itu makanan yang mengandung kolesterol tinggi antara lain telur, udang, dada ayam, jeroan, sirloin steak, dan masih banyak lagi.
Ia menjelaskan, kolesterol secara alami diproduksi oleh organ hati. "80 persen kolesterol dalam tubuh diproduksi oleh tubuh kita, sisanya berasal dari makanan yang diasup," katanya dalam acara media edukasi bertajuk Kolesterol Jahat Dapat Membunuh Kapan Saja yang diadakan oleh Pfizer di Jakarta (1/7).
Pengolahan makanan yang tidak tepat menurutnya juga sering menjadi penyebab tingginya kolesterol. "Menggoreng masakan, apa pun jenis minyaknya di dalam tubuh akan diubah jadi kolesterol," katanya.
Proses pengolahan yang disarankan adalah direbus atau dikukus. Dr.Endang juga menyarankan pentingnya mengonsumsi cukup serat untuk menurunkan kolesterol. "Pilihlah serat yang berasal dari sayuran bukan buah karena kalori dalam buah juga tinggi sebab jika aktivitas fisik kita rendah akhirnya kalori ini akan ditumpuk di tubuh," katanya.
Untuk menjaga kadar kolesterol, prinsip yang harus diketahui adalah membatasi kalori yang masuk sesuai dengan kebutuhan. "Kalau kita jarang bergerak, batasi kalorinya," katanya.
Utamakan pula mengasup sumber makanan yang diperlukan tubuh dan tidak bisa diproduksi tubuh, misalnya asam lemak esensial. "Omega 3 dan 6 harus dipenuhi dari sumber makanan sehari-hari, sementara kolesterol sudah dibuat sendiri oleh tubuh," katanya.

Sunday, November 27, 2011

Kolesterol Tinggi? Lawan dengan Olahraga


 Bila Anda sedang menyasar penurunan kadar kolesterol, maka bergantung pada obat penurun kolesterol saja tanpa pengaturan pola makan dan olahraga adalah tindakan sia-sia. Program penurunan kolesterol harus dilakukan secara multidisiplin.
Menurut dr P Tedjasukmana, SpJP, ahli penyakit jantung dan pembuluh darah, perubahan gaya hidup merupakan lini pertama dalam program penurunan kolesterol jahat. Gaya hidup ini meliputi menghindari makanan tinggi kalori dan sumber kolesterol serta menggantinya dengan makanan sehat dan sumber serat.
Gaya hidup lain yang harus dimodifikasi adalah berolahraga. Bagi Anda yang memiliki faktor risiko penyakit jantung, seperti kegemukan, diabetes, merokok, kolesterol tinggi, dan memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga, maka olahraga sangat disarankan.
Menurut dr Rachmad Wishnu Hidayat, SpKO, penelitian menunjukkan bahwa olahraga akan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) 3-6 persen dan menurunkan kolesterol jahat (LDL) sampai 10 persen. Selain itu, kadar trigliserida juga akan ikut turun. "Tentu saja efek ini tidak bisa didapat dari olahraga saja, tetapi juga harus diperkuat dengan diet. Pendekatannya harus multidisiplin," kata dr Wishnu di sela-sela acara media edukasi mengenai kolesterol jahat yang diadakan oleh Pfizer di Jakarta, Jumat (1/7/2011).
Ia menjelaskan, olahraga meningkatkan ukuran dan jumlah protein pengangkut kolesterol di darah. Adapun lipoprotein berukuran besar tidak bisa ditimbun dalam darah.
Selain itu, orang yang menderita hiperkolesterol adalah orang yang obesitas sehingga penurunan berat badan karena olahraga akan ikut menurunkan kolesterol juga. "Ini adalah efek jangka panjangnya," katanya.
Menurut dr Wishnu, pada dasarnya tidak ada olahraga yang spesifik menurunkan kolesterol. "Semua olahraga bisa, terutama yang bersifat aerobik dan melibatkan otot-otot besar, seperti berlari, jalan cepat, bersepeda, renang, atau senam," paparnya.
Yang harus dilakukan agar efek penurunan kolesterol itu dirasakan adalah melakukan olahraga secara rutin. "Lakukan 5 kali dalam seminggu, dimulai dengan 3 kali per minggu lalu meningkat secara bertahap," imbuhnya.
Perbaikan profil lemak darah membutuhkan waktu beberapa minggu atau bulan, dipengaruhi oleh kadar lipid dan keluaran kalori mingguan. "Olahraganya harus rutin paling tidak selama 12 minggu. Tidak bisa instan," pungkasnya.

Thursday, November 24, 2011

Nyeri Dada Tak Selalu Serangan Jantung


Nyeri dada yang berat sering menjadi alasan banyak orang untuk datang ke unit gawat darurat karena khawatir itu merupakan gejala serangan jantung. Padahal, nyeri dada yang parah tidak selalu berarti serangan jantung atau mycocardial infarction.
Kendati demikian, nyeri dada yang ringan jangan pula diabaikan karena ternyata hal itu juga bisa menjadi penanda adanya masalah pada jantung.
"Jika nyeri dada terasa tak terlalu berat itu, hal itu juga tidak berarti bukan serangan jantung," kata Dr. Anna Marie Chang, peneliti dan juga dokter di bagian unit gawat darurat (UGD) Rumah Sakit Universitas Pennsylvania.
Ia melakukan penelitian terhadap 3.300 pasien yang datang ke UGD. Menggunakan skala 0-10, dengan 0 mendeskripsikan tidak ada sakit dan 10 sebagai sangat sakit, Chang dan timnya lalu mengamati kesehatan pasien selama 30 hari untuk mengetahui apakah ada kejadian terkait penyakit jantung.
Pasien yang menderita nyeri dada parah ternyata tidak menderita serangan jantung atau mengalaminya dalam satu bulan ke depan dibanding pasien yang nyerinya lebih ringan. Nyeri yang tetap dirasakan hingga satu jam juga bukan indikator serangan jantung.
Nyeri dada memang harus diwaspadai. Nyeri merupakan alarm adanya gangguan kesehatan serius, misalnya tukak lambung atau adanya robekan di aorta yang merupakan pembuluh utama pada jantung.
"Penyebab nyeri dada mungkin bukan serangan jantung tapi bisa menjadi sesuatu yang serius," kata Dr. James Feldman, dokter di bagian UGD Boston Medical Center.
Gejala serangan jantung klasik meliputi nyeri di dada atau rasa tertekan, tetapi gejala lainnya adalah sesak napas, mual, muntah, dan pingsan. Selain itu nyeri akibat serangan jantung tidak selalu ada di bagian dada.
"Nyeri bisa timbul di bagian dada, lengan, rahang, punggung atau perut dan bisa berbeda-beda pada setiap pasien," kata Dr.Rajiv Gulati, ahli kardiologi dari Mayo Clinic.
Walau hasil penelitian Chang tidak menunjukkan nyeri dada merupakan gejala serangan jantung namun nyeri dada yang tidak bisa dipahami bisa menjadi gejala serius. "Pertolongan pertama bisa menyelamatkan nyawa," kata Gulati.

Monday, November 21, 2011

Buah Delima Menjauhkan Kanker dan Serangan Jantung


Dalam kebudayaan Jawa buah delima termasuk buah yang dipaling dicari dalam tradisi tujuh bulanan ibu hamil. Padahal, jika delima dikonsumsi setiap hari kita akan mendapatkan segudang manfaat kesehatan. Berbagai penelitian ilmiah telah membuktikannya.
Salah satu khasiat delima yang paling terkenal adalah melindungi jantung. Sebuah penelitian menunjukkan konsumsi jus delima sekitar 8 ons setiap hari selama 3 bulan akan membentu mengurangi kadar kolesterol jahat, meningkatkan sirkulasi darah ke jantung pada pasien jantung koroner, mengurangi penyempitan arteri yang menyuplai darah ke otak, serta menurunkan tekanan darah.
Delima ternyata juga memiliki kandungan antikanker. Buah berwarna merah dan manis ini diketahui akan membuat sel-sel kanker merusak dirinya atau disebut juga dengan proses apoptosis.
Penelitian di laboratorium menunjukkan jus delima yang tidak diberi pemanis akan memicu apoptosis pada sel kanker payudara, prostat dan kolon dengan cara mengaktifkan gen dan enzim yang mengatur apoptosis.
Khasiat delima tersebut disebabkan karena jus delima memiliki antioksidan tiga kali lebih tinggi dibanding teh hijau atau anggur merah. Seperti diketahui antioksidan akan melawan radikal bebas yang merusak DNA yang bisa memicu terjadinya kanker.

Friday, November 18, 2011

Jantung Sehat, Performa Seks Oke


Pria berusia pertengahan tahun yang memiliki gaya hidup sehat, seperti tidak merokok, menjaga berat badan, rutin berolahraga, dan memiliki kadar kolesterol yang baik, bukan hanya akan terhindar dari penyakit jantung, melainkan juga akan memiliki kehidupan seksual yang memuaskan.
Diperkirakan satu dari lima pria di Amerika Serikat mengalami kesulitan untuk ereksi atau mempertahankan ereksinya. Dalam bahasa medis, kondisi tersebut disebut dengan disfungsi ereksi (DE). Dalam studi terbaru yang dimuat dalam Archieves of Internal Medicine disebutkan, obat-obatan DE, seperti viagra atau cialis, ternyata bukan satu-satunya solusi dan tak tuntas dalam menyelesaikan masalahnya.
"Jika Anda punya gaya hidup yang sehat, termasuk bisa mengelola stres, tubuh akan merespons lebih baik dibanding jika Anda hanya mengonsumsi obat-obatan untuk DE. Apalagi jika obat-obatan itu tidak lagi berpengaruh, berarti itu pertanda Anda harus mulai mengubah pola hidup," kata Stephen Kopecky, ahli kardiologi dari Mayo Clinic.
Para ilmuwan sebenarnya telah lama menduga ada hubungan antara impotensi dan gangguan kesehatan jantung. Sebuah teori umum menyatakan, pembuluh arteri yang memasok darah ke penis selama ereksi lebih cepat menyumbat dibandingkan pembuluh darah jantung, yang lebih besar. Karena itu, ereksi yang lembek bisa menjadi peringatan awal akan adanya penyakit arteri koroner di masa yang akan datang.
Untuk mencari hubungan tersebut, Jia-Yi Dong dari Soochow University, Suzhou, China, dan rekan melakukan sebuah riset dengan mengombinasikan 12 studi sebelumnya, yang melibatkan hampir 37.000 pria.
"Ini meta-analisis. Menunjukkan bahwa disfungsi ereksi secara signifikan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, penyakit jantung koroner, stroke, dan semua penyebab kematian. Dan, secara independen meningkatkan faktor risiko kardiovaskular konvensional," katanya dalam Journal of American College of Cardiology.
Mereka menemukan bahwa pria dengan masalah ereksi mengalami peningkatan 48 persen risiko terserang penyakit jantung, dan juga memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi dibanding pria yang tidak memiliki masalah seksual.
Namun, penelitian ini tidak menjelaskan hubungan faktor risiko lainnya, seperti merokok, diabetes, obesitas, dan tekanan darah tinggi.
Sementara itu, penelitian lain yang dipublikasikan dalam Archives of Internal Medicine, pada pria yang rutin berolahraga dan menjalani diet mediterania kaya gandum, buah-buahan, kacang-kacangan, sayuran, dan minyak zaitun, dilaporkan mengalami peningkatan 2,4 poin pada skala 25-titik masalah ereksi.
"Hasil penelitian kami memperkuat bukti bahwa modifikasi gaya hidup dan farmakoterapi untuk faktor risiko kardiovaskular efektif dalam meningkatkan fungsi seksual pria dengan disfungsi ereksi," kata Bhanu Gupta dan rekan di Mayo Clinic, Rochester, Minnesota, setelah melakukan uji coba terhadap 740 relawan.
Mereka menambahkan bahwa perubahan gaya hidup tampaknya lebih bermanfaat, terlepas dari apakah pria mengonsumsi viagra, obat yang paling umum untuk mengobati impotensi, atau tidak.

Tuesday, November 15, 2011

Lemak Tak Jenuh Aman ?


Meski sering dianggap sebagai lemak baik, konsumsi berlebihan lemak tak jenuh tetap berbahaya. Apabila asupan lemak total lebih dari 30 persen dari makanan yang dikonsumsi, timbunan lemak dalam tubuh akan meningkat.
”Timbunan lemak meningkatkan faktor risiko naiknya lemak darah yang bisa menimbulkan gangguan penyakit jantung dan pembuluh darah,” kata dokter ahli nutrisi Diah Prasmapti Y pada seminar ”Hidup Berkualitas dengan Jantung Sehat” di Rumah Sakit Premier Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (24/9).
Lemak tak jenuh banyak ditemukan pada ikan, kacang-kacangan, dan minyak nabati. Lemak ini membentuk dinding sel tubuh.
Menurut Diah, baik lemak jenuh, tak jenuh, maupun trans akan meningkatkan kalori tubuh. Publik masih menganggap hanya lemak jenuh yang berbahaya, yang banyak terdapat pada daging dan jeroannya, santan, serta makanan yang digoreng. ”Setiap 1 gram lemak mengandung 9 kalori, sedangkan 1 gram tepung- tepungan menghasilkan 4 kalori,” ungkapnya.
Selain lemak jenuh dan tak jenuh, lemak trans juga berbahaya. Lemak ini dihasilkan melalui proses industri, seperti margarin dan minyak goreng. Pada kemasan makanan, lemak trans biasa disebut lemak hidrogenasi.
”Lemak trans tak hanya meningkatkan kolesterol jahat, tapi juga menurunkan jumlah kolesterol baik. Berbeda dengan lemak jenuh yang hanya meningkatkan kolesterol jahat,” kata Diah.
Menghilangkan lemak
Dosen Program Studi Ilmu Kedokteran Olahraga, Fakultas Kedokteran UI—yang juga dokter tim SEA Games XXVI/2011—Hario Tilarso, mengatakan, lemak dalam tubuh tak bisa dihilangkan hanya pada satu bagian tertentu, kecuali dengan sedot lemak. Penggunaan penghancur lemak pada bagian tubuh tertentu—seperti diiklankan—tak benar dan tak bermanfaat. ”Lemak dalam tubuh hanya bisa dibakar dengan aerobik, seperti lari, jalan kaki, senam, atau renang.” katanya.
Sedot lemak banyak dilakukan orang yang ingin menghilangkan lemak, khususnya bagian perut, secara cepat dan instan. Cara ini sebenarnya hanya disarankan untuk orang-orang tertentu.
Dokter olahraga biasanya hanya menyarankan sedot lemak kepada orang dengan kegemukan berat dan lemak dalam tubuhnya sulit dihilangkan meski berolahraga secara benar. Biasanya terjadi pada orang dengan kondisi hormon tertentu.
Untuk memelihara jantung tetap sehat, cukup olahraga 3-5 kali per minggu dengan durasi 20-60 menit sekali olahraga. Olahraga berlebih membuat badan lelah, susah tidur, mudah sakit, dan menimbulkan gangguan jantung.

Saturday, November 12, 2011

Rumput Laut Bisa Melindungi Jantung Secara Alami

Rumput laut selama ini digunakan sebagai campuran berbagai makanan. Mulai kini sering-seringlah mengonsumsi rumput laut karena bisa mencegah serangan jantung secara alami.

Para peneliti menemukan adanya kandungan bahan-bahan kunci dalam tanaman rumput laut yang bisa membantu menurunkan tekanan darah. Bahan tersebut mirip dengan kandungan obat yang selama ini diresepkan.

Dalam sebuah studi besar diketahui bahwa rumput laut merupakan tanaman yang kaya akan sumber protein yang juga ditemukan dalam susu yaitu peptida bioaktif. Penelitian ini diterbitkan dalamAmerican Chemical Society's Journal of Agricultural and Food Chemistry, dengan menganalisis 100 penelitian lainnya.

Bahan kimia ini memiliki efek mirip dengan obat ACE inhibitor yang secara luas diresepkan sebagai obat untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mencegah serangan jantung serta stroke.

"Rumput laut atau dikenal sebagai alga adalah sumber bahan-bahan sehat yang belum dimanfaatkan secara maksimal," ujar Dr Maria Hayes dari Teagasc Food Research Centre di Dublin, seperti dikutip dari Dailymail, Jumat (22/7/2011).

Berbagai spesies macroalga yang dapat ditemukan dengan mudah di lingkungan bisa menjadi sumber yang relatif bermanfaat sebagai senyawa bioaktif baru. Untuk itu diperlukan upaya lebih besar lagi agar bisa memanfaatkan potensi yang ada pada rumput laut.

Rumput laut diketahui sangat rendah kalori dan beberapa ilmuwan mengklaim tanaman ini bisa membantu menurunkan berat badan dengan mencegah penyerapan lemak. Studi di Jepang baru-baru ini menemukan jenis rumput laut tertentu bisa menurunkan berat badan sebesar 10 persen.

Tanaman ini memang lebih populer di Jepang yang digunakan dalam sup miso, kombu dan nori yang dikeringkan dan digunakan untuk membungkus sushi. Tapi popularitas tanaman ini di negara lain memang belum terlalu dikenal.

Wednesday, November 9, 2011

4 Jenis Olahraga untuk Jantung Sehat

Olahraga sederhana yang dilakukan secara signifikan dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan penyakit kronis lainnya. Setidaknya ada 4 jenis olahraga yang membuat jantung sehat. Apa saja?

Latihan kardiovaskular adalah bentuk kegiatan yang meningkatkan pernapasan dan denyut jantung. Olahraga ini pada dasarnya menantang jantung untuk bekerja lebih keras dan menjadi lebih kuat.

Olahraga kardiovaskular akan memperbaiki cara tubuh menggunakan oksigen. Ini akan membuat jantung lebih kuat dan lebih efisien dalam memompa darah ke tubuh.

Seperti dilansir dari Sheknow, Rabu (30/6/2010), empat olahraga kardiovaskular terbaik untuk meningkatkan kesehatan jantung adalah sebagai berikut:

Sunday, November 6, 2011

Rutin Makan Ikan Bikin Jantung Makin Sehat

Anda ingin mempunyai jantung yang sehat sepanjang usia? Selain gemar berolah raga, mengonsumsi ikan rupanya juga dapat menghindarkan seseorang dari penyakit mematikan tersebut.

Kandungan Omega 3 yang banyak dimiliki ikan dapat menekan penyumbatan pembuluh darah. Demikian kata Ketua Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Dewi Andang Joesoef.

"Menurut penelitian di luar negeri, ikan itu dapat menekan penyumbatan pembuluh darah dengan Omega 3-nya," kata Dewi ketika ditemui di acara Hari Jantung Sedunia 2010 di Pintu Barat Daya Monas, Jakarta Pusat, Minggu (3/10/2010).

Menurut Dewi, selain berkhasiat untuk kesehatan jantung, ikan juga mempunyai sejuta manfaat lainnya. Antara lain, otak balita dapat berkembang dengan baik bila sang ibu mengonsumsi ikan setiap hari. Pertumbuhan anak-anak semakin bagus bila diberi asupan gizi dari ikan.

Thursday, November 3, 2011

Posisi Tubuh Pengaruhi Detak Jantung

Perubahan detak jantung selama ini diketahui karena ada pengaruh emosi atau obat yang dikonsumsi. Tapi ternyata detak jantung ini juga dipengaruhi oleh posisi tubuh.

Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang paling penting, organ ini berfungsi memompa darah melalui arteri ke jaringan dan organ lainnya di tubuh.

Dibutuhkan waktu kurang dari 60 detik bagi jantung untuk memompa darah ke seluruh sel-sel tubuh dan jantung ini akan terus berdetak sebelum bayi dilahirkan hingga meninggal.

Berdasarkan American Heart Association (AHA) detak jantung istirahat adalah jumlah berapa kali jantung berdetak per menitnya ketika seseorang sedang beristirahat. Dalam kebanyakan kasus, denyut jantung istirahat seseorang sekitar 60-100 denyut per menit.

Dikutip dari Livestrong, Senin (4/10/2010) detak jantung seseorang tergantung pada berbagai faktor, seperti udara dingin, ketinggian, tingkat kebugaran dan status hidrasi seseorang. Tapi posisi tubuh seperti duduk, berdiri atau berbaring juga mempengaruhi seberapa cepat jantung berdetak tiap menitnya.

Ketika seseorang berbaring, maka jantung akan berdetak lebih sedikit dibandingkan saat ia sedang duduk atau berdiri. Hal ini disebabkan saat orang berbaring, maka efek gravitasi pada tubuh akan berkurang yang membuat lebih banyak darah mengalir kembali ke jantung melalui pembuluh darah.

Jika darah yang kembali ke jantung lebih banyak, maka tubuh mampu memompa lebih banyak darah setiap denyutnya. Hal ini berarti denyut jantung yang diperlukan per menitnya untuk memenuhi kebutuhkan darah, oksigen dan nutrisi akan menjadi lebih sedikit.

Namun detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri, karena darah yang kembali ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi ini yang mungkin menyebabkan adanya peningkatan detak jantung mendadak ketika seseorang bergerak dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri.

Pada beberapa individu terutama orang tua, perubahan posisi yang cepat misalnya dari berbaring ke berdiri bisa menyebabkan tubuh menjadi pusing atau bahkan pingsan. Karena gerakan cepat ini membuat jantung tidak dapat memompa darah yang cukup ke otak.

Saat terjatuh atau pingsan sebaiknya berada dalam posisi berbaring, yang mana merupakan posisi menguntungkan bagi jantung karena efek gravitasi berkurang dan lebih banyak darah yang mengalir ke otak.