Friday, November 15, 2013

Vitamin E Menyehatkan Jantung

Jika Anda adalah perokok yang sudah berhenti, sebaiknya iringi dengan mengonsumsi suplemen vitamin E. Vitamin ini diketahui mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Dalam penelitian awal yang dipresentasikan dalam pertemuan Experimental Biology disebutkan, perokok yang sudah berhenti dan mengonsumsi vitamin E risikonya terkena penyakit kardiovaskular 19 persen lebih rendah dibanding mereka yang masih terus merokok.

Para perokok dalam penelitian ini diminta untuk tidak merokok selama 7 hari. Kemudian penanda untuk gejala inflamasi dan fungsi pembuluh darah diukur sebelum dan setelah penelitian. 

Setelah berhenti merokok selama 7 hari, diketahui fungsi pembuluh darah meningkat sekitar 2,8 persen. Mereka yang mengonsumsi suplemen vitamin E menunjukkan peningkatan sampai 1,5 persen lagi. 

Meski nilai peningkatan tersebut tampak kecil, para peneliti menjelaskan bahwa studi sebelumnya mengindikasikan bahwa satu persen peningkatan fungsi vaskular bisa diterjemahkan sebagai penurunan risiko penyakit jantung sampai 13 persen. 

Jenis vitamin E yang diteliti dalam studi tersebut adalah gamma-tocopherol, jenis yang cukup jarang. Gamma-tocopherol ditemukan di kacang kedelai dan minyak kanola, demikian juga pada kacang-kacangan jenis pistachio dan kacang mete.

Meski begitu penelitian ini masih dalam tahap sangat awal. Sehingga ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen. 

"Vitamin E sudah dikenal sebagai pengencer darah dan antioksidan. Penelitian ini sifatnya kecil sehingga jika Anda ingin mengonsumsi gamma-tocopherol sebaiknya pilih dari sumber alami daripada suplemen," kata Steven Zodky, ahli nutrisi dari American Clinical Board of Nutritionist. 

Ia menambahkan, selain konsumsi vitamin E, berhenti merokok itu sendiri adalah cara yang sangat baik untuk menurunkan risiko penyakit jantung. 

"Saat merokok, pembuluh darah akan mengerut. Memang ada asam amino yang disebut I-arginine yang bisa mengurangi kerut. Tetapi tetap tidak sebaik jika Anda berhenti merokok," katanya. 

Friday, November 1, 2013

Bagaimana Daging Merah Merusak Jantung

Jika ingin terhindar dari penyakit jantung dan stroke, para ahli menyarankan untuk menghindari konsumsi daging merah. Tetapi baru terungkap bagaimana mekanisme daging merah merusak kesehatan. 

Studi yang dimuat dalam jurnal Nature Medicinemenunjukkan bahwa senyawa karnitin di daging merah akan dihancurkan oleh bakteri di pencernaan. Penghancuran senyawa ini akan menghasilkan kadar kolesterol tubuh yang lebih tinggi sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.

Selama ini telah banyak penelitian yang menyatakan bahwa makan daging merah secara rutin dapat merusak kesehatan jantung karena tingginya kandungan lemak jenuh. Bahaya dari lemak jenuh dan daging yang diproses sudah lama diketahui memiliki dampak buruk, namun bukan itu saja yang menyebabkan daging merah berbahay.

"Kandungan kolesterol dan lemak jenuh dalam daging merah bukan bahaya satu-satunya, masih ada hal lain yang berkontribusi untuk meningkatkan risiko kardiovaskular," ujar ketua studi dr. Stanley Hazen, dari Claveland Clinic.

Percobaan yang dilakukan pada tikus dan manusia menunjukkan bahwa bakteri pada sistem pencernaan dapat memecah karnitin. Karnitin dipecah menjadi gas dikonversi di hati menjadi senyawa kimia yang disebut TMAO. Dalam studi ini, TMAO dikaitkan kuat dengan penumpukan lemak di pembuluh darah. Sehingga dapat memicu penyakit jantung dan kematian.

Hazen mengatakan TMAO seringkali tidak dihiraukan karena mungkin merupakan produk sisa dari metabolisme. "Namun secara signifikan dapat mempengaruhi metabolisme kolesterol dan akumulasinya," ujarnya.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa mengurangi frekuensi makan daging merah sangat dianjurkan. Selain itu studi ini juga menekankan penggunaan yogurt berprobiotik untuk mengubah keseimbangan bakteri dalam sistem pencernaan.

"Mengurangi jumlah bakteri yang memecah karnitin secara teori dapat pula mengurangi  bahaya dari daging merah," tutur Hazen.

Orang yang tidak makan daging merah atau vegetarian memiliki jumlah bakteri pemecah karnitin yang lebih sedikit daripada pemakan daging.

Kendati daging merah merupakan sumber protein dan beberapa zat gizi yang baik, namun sebaiknya tidak dimakan terlalu berlebihan. Pemerintah Inggris merekomendasikan konsumsi daging merah tidak lebih dari 70 gram per harinya.